Senin, 29 Agustus 2016

SEBUAH PERASAAN YANG PERLU DI PERTANYAKAN

BAB I

Sore itu senja terbungkus rapih bersama senyummu yang bukan tertuju untukku.
Aku tak tahu apakah aku bisa menatapmu lebih lama ? masalahnya, sekarang kau sedang berdiri di seberang sana bersama dia yang saat ini kau genggam erat jemarinya. aku tersenyum pilu melihatmu begitu bahagia  dengannya.
bebrerapa perasaan memang kadang harus terbunuh tanpa penjelasan.
betapa tak berdayanya aku untuk jauh mengenalmu lebih dalam.
Aku tak akan sekuat ini jika bukan karenamu, aku tak akan setegar ini jika alasannya bukan kau, aku tahu mencintaimu itu menyakitkan, tapi melupakanmu itu jauh lebih menyulitkan.




Seiring senja yang merah jingga  berpamitan bersama perasaan yang tak pernah kau hiraukan.
Hatiku terkujur kaku saat aku divonis hanya bisa mengagumi tanpa pernah memiliki, harpanku tumpah bersamaan dengan tangis yang tak pernah bisa kutepis.


Kau masih ingat dulu ? tempat ini adalah tempat paling sering kau menaruh kepalamu di pundakku, mendengar kelukesah tentang kesakitanmu itu adalah caraku untuk membuatmu lupa dengan masalalu, setiap kau merasa patah hati, kau selalu menghampiri aku yang tak pernah kau beri arti.

Ditempat ini juga kau berjanji padaku, jika kelak kita mempunyai pasangan, kau tak mau salah satu dari kita saling melupakan.
kau tahan semua gerakku tanpa pernah kau beri kepastian, kau bungkam semua persaanku agar hanya tertuju padamu, dimana sebenarnya aku berada ? di hatimu, atau hanya di harapku yang tak pernah jadi nyata.

Aku selalu berusaha membunuh perasaanku sendiri, tapi apa daya kau selalu datang meluluh lantahkan semuanya yang sudah ku rencanakan. menggelar kembali rindu yang sudah ku gulung rapat-rapat, meski di hatimu tak pernah dapat tempat. aku ingin kita lebih dekat, bukan sekedar sahabat atau teman dekat.
entah tuhan tak mengijinkan kita untuk saling jatuh cinta, atau kau yang memang tak mengijinkan aku utnuk ada di dalamnya.

Kini hatimu sudah di hiasi olehnya yang sangat kau cintai, lalu aku kau anggap apa selama ini ? aku juga ingin di dengar, bukan hanya mendengarkan, perasaanku juga perlu jawaban, bukan cuma kau abaikan.
setidaknya jika kau tak bisa memberi kepastian, biarkan aku pergi bersama perasaan yang perlu di semayamkan. aku akan mencoba membohongi diri sendiri, berpura-pura baik-baik saja pada semsta, pada senja yang sedang kau nikmati berdua.

Semoga, penyesalan tak menyelinap masuk di kebahagianmu. 


-RENNO GANIAR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar