Yang pertama adalah perihal perasaan yang datang tiba-tiba secara sporadis.
Lucu memang, dari beberapa pertemuan singkat yang bagimu tidak berarti, tapi tidak bagiku.
Dari semua candaanmu aku selalu mengira-ngira adakah sebuah kode untukku.
Bagiku kau begitu pandai mencuri hati seseorang, salah satunya adalah aku, dari sekian hati yang kau curi, hanya hatiku lah yang pada saat itu tak terkunci.
Yang kedua adalah benih asamara yang semakin tumbuh setiap kali menemui perjumpaan.
Konyolnya, aku selalu terbawa perasaan dalam setiap perjumpaan itu, bagimu ini mungkin biasa saja, tapi bagiku ini lebih dari biasa.
Bagaimana bisa aku membohongi hatiku sendiri, bahwa kali ini aku benar-benar jatuh hati,
Tak perduli kau milik siapa, hatiku keras kepala.
Yang ketiga adalah harapan, selepas perjumpaan aku selalu berandai-andai esok hari bisa menemuimu hanya sekedar memabawakanmu sarapan roti dan air putih, lalu kembali pulang dengan harapan apa yang ku semogakan bisa jadi kenyataan.
Aku tak pernah menyangka akan sejauh ini aku terlarut dalam ini semua, yang bahkan pada awalnya aku tak pernah tau asal-usul mu, hingga akhirnya sampai ke titik saling menguatkan, hingga hanya sebatas mengingatkan istirahat dan makan siang.
Yang terakhir adalah mencoba mengikhlaskan.
Pada akhirnya, aku harus di pukul lagi oleh kenyataan, karena apa yang selalu ku semogakan tidak selalu berujung dengan apa yang di harapkan.
Aku belajar, bahwa apa yang kita berikan tidak selalu sama dengan apa yang kita dapat,
Hatiku tak lagi bisa keras kepala.
Jika aku hanya mengandalkan ambisi untuk mendapatkanmu, mungkin hatiku akan jatuh di tengah jalan.
Dari awal perjumpaan hingga aku larut dalam semua ketiadaan, sekalipun aku tak pernah berahap perasaan ini di balas dengan hal yang sama.
Bagiku menyayangimu ada banyak cara, salah satunya adalah mendo'akanmu, agar kau selalu di kelilingi rasa bahagia tanpa pernah merasa kecewa.
memperdulikanmu tanpa harus lagi di tunjukan.
Hingga aku sadar, tuhan tidak ingin melihat kita berantakan, makanya kita di pisahkan di tengah jalan
Jika hatimu tak kunjung aku dapatakan, biarkan aku melepasmu dengan keikhlasan,
Karena puncak dari mencintai seseorang adalah mengikhlaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar